Kamis, 04 Juni 2020

Belajar Bagaimana cara Menerbitkan Buku dari Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersama Bu Hati Nurahayu di kelas Belajar Menulis gel 12


Setelah kelas online belajar menulis edisi perdana dilaksanakan pada hari senin kemarin, tak sabar rasanya menunggu kira-kira materi apa yang akan disampaikan pada kegiatan belajar selanjutnya. Dan malam ini kembali kami peserta grup Belajar Menulis akan menerima materi kedua. Masya Allah ternyata materi di kelas belajar menulis malam ini amat sangat bermanfaat sekali bagi kami para guru. Yaitu tentang bagaimana cara mengubah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) menjadi buku. Ini adalah hal baru bagi saya, karena sebelumnya saya belum pernah mendengar jika PTK bisa diterbitkan menjadi buku.


Sebelum kelas dimulai, Om Jay selaku pemimpin rombongan bus kelas kami memperkenalkan terlebih dahulu pemateri pada malam ini yaitu Bu Hati Nurahayu. Beliau adalah seorang editor dan pegiat literasi.  Berikut ini adalah biodata dari Bu Hati Nurahayu.


Nama                                   : Hati Nurahayu, S.Pd. 
Tempat/Tanggal Lahir         : Bandung, 01-Agustus 1980 
Mapel yang diampu             : IPA 
Lama Mengajar                   : 16,5 Tahun 
Sekolah Tempat Mengajar  : SMP Plus Al-Amanah ( 2008-sekarang ) 
                                             SMP-SMA Karakter Utsman Bin Affan Boarding School(2019-sekarang) 
Bidang yang dipegang      : TBM Saung Literasi Hati, WaG Literasi Patungan Buku dan Penerbit Tata Akbar

Tepat jam 19.00 WIB kelas belajar menulis dimulai sesuai jadwal yang ditentukan. Bu Fatimah selaku moderator memulai kegiatan malam ini. Selanjutnya Bu Hati selaku pengisi materi mulai memaparkan materinya yaitu tentang Menerbitkan Buku dari Hasil Penelitian Tindakan Kelas.

Berikut ini resume dari kelas online kedua pada hari Rabu, tanggal 3 Juni 2020.

Semua guru pastinya terutama yang diwajibkan menulis. Biasanya bagi PNS untuk memenuhi naik pangkat. Susah-susah gampang dalam menyusun  atau menentukan latar belakang  menentukan PTK. Itu modal  atau titik awal  yang menentukan  PTK dapat dilakukan. Lalu  setelah  membuat PTK dapatkah kita  mendapatkan  nilai PAK versi lain?  Ini terutama bagi PNS. Selain artikel untuk dijurnalkan, dapat pula  kita jadikan buku. Buku ini memiliki kebermanfaatan lain juga sebagai bahan literasi bacaan pendidik lain dalam melakukan PTKnya juga.

Banyak versi dan ciri khas setiap guru dalam menyusun PTK. Bu Hati menerima banyak naskah untuk diterbitkan dari penulis. Dan tentunya tidak menerbitkan asal langsung  cetak hasil PTK. Tetapi mengubah terlebih dahulu selayaknya buku yang lebih oke penampakannya untuk dibaca, juga menarik.

Pada kesempatan malam ini Bu Hati mengajak para guru untuk menerbitkan PTK nya menjadi buku karena banyak penulis yang belum mengubah PTK menjadi buku. Beliau lebih mengarahkan para guru mengubah versi buku terlebih  dahulu.

Untuk menerbitkan PTK menjadi sebuah buku penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya dari kata kunci judul buku kita atau lebih memperluas isi bacaannya. Tentunya  berdasarkan sumber yang relevan atau kata kunci dari  PTK kita.  

Masih banyak guru yang kebingungan mencari judul buku. Bu Hati menjelaskan bahwa kita gak usah bingung, ambil intinya saja buku kita jadi asik tuk dikembangkan menjadi buku bacaan juga dari PTK kita.

Setelah sesi pemaparan materi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab peserta. Ada begitu banyak pertanyaan yang masuk ke moderator. Dan berikut ini beberapa poin yang dapat saya rangkumkan dari pertanyaan para peserta yang dijawab oleh Bu Hati.
  • Tidak masalah PTK yang dijadikan buku bisa dari 2 orang guru yang bersama-sama saat melakukan PTK. Tetapi kalau dalam pembagian angka kredit kalau  yang menulis bukunya berdua pastinya dibagi dua untuk PAK.
  • Untuk menerbitkan PTK menjadi buku amannya dibuat sebanyak 70 halaman kertas A5 dan isi materi bahasan  lebih diperbanyak jangan sesimpel PTK.
  • Bagian-bagian dari batang tubuh PTK yang dibuang dan bagian-bagian yang perlu ditambah dari PTK supaya memenuhi syarat  menjadi sebuah buku misalnya: 
    1. Pendahuluan (bagian kata kata PTKnya) 
    2. Bagian yang ditambahkan di materi kata kunci PTK kita. Misalkan  judul Implementasi Media  Stearofom  Pembelajaran  Organisasi Kehidupan untuk Meningkatkan Kreativitas kita kembangkan  tentang Media (Pengetian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).
  • Kita upayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi buku. bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing yang berbeda sesuai penggalaman dan bacaannya yang dia dapat. Semakin literatnya penulis  akan semakin oke buku yang dia tulis. Karena literasi rangkaian membaca, berpikir dan menulis
  • Cara agar kita menerapkan suatu teori yang akan kita jadikan PTK menjadi efektif pastinya sesuai dengan tidnakan yang akan kita lakukan , jangan meluas. Sesuaikan kata kunci judul PTK kita. Karena kalau kita bahas mendalam materi itu malah meluas juga. Jadi teori fokus ke  kata kunci PTK kita
  • PTK dan best practise sangat berbeda. PTK ada  alur penelitian serangkaian observasi-rencana-tindakan-refleksi- juga bersiklus bila siklus satu tidak berhasil. Sedangkan best practise pengalaman terbaik di kelas dengan sistematika tertentu yang lebih simpel. Laporan PTK dapat dijadikan best Practice. Namun laporan best Practise  tidak dapat dijadikan PTK.
  • Apakah perlu PTK itu untuk di buku kan? ya perlu jika kita menginginkan double manfaat publikasi buatjadi sumber buku. Agar KTI kita lebih  double manfaat, dibukukan lebih baik dan bisa dibaca oleh pendiidk lainnya, daripada berbagi file PTK kita,  dibukukan memiliki ISBN  dan menjadi karya kita tak lekang oleh waktu kebermanfaatannya.
  • Dalam membuat PTK buat saja  PTK sederhana yang menjadi permasalahan  kita. Jangan mempersulit dari masalah yangg ada dikelas dalam mencari solusinya. Yang sederhana misal anak telat datang.  Kita cari bagaimana agar anak tepat waktu, indikator  dicari dari materi yang relevan sesuai dengan masalah yang kita ingin selesaikan.
  • PTK itu berdasarkan permasalahan kelas saja. Kan setiap kelas berbeda masalah, kalau sama masalahnya, berarti beda judul. Kalau beda kelas dan variabel sama berarti jadi 2 laporan PTK.
  • PTK  yang dibukukan minimal diseminasi di sekolahnya atau MGMP juga tidak apa-apa. yang penting publikasi.
Di akhir kelas Bu Hati memberikan kesimpulannya bahwa agar KTI kita lebih  double manfaat, dibukukan lebih baik dan bisa dibaca oleh pendidik lainnya, daripada berbagi file PTK kita,  dibukukan memiliki ISBN  dan menjadi karya kita tak lekang oleh waktu kebermanfaatannya.

PTK yang telah diterbitkan menjadi buku oleh Bu Hati

Tak terasa waktu kuliah online telah dilalui dengan banyak ilmu baru dari Bu Hati. Terima kasih banyak kepada para pemateri dan moderator dari kelas Belajar Menulis untuk ilmu yang sudah diberikan. Semoga bisa konsisten untuk terus mengikuti kuliah online di whatsapp grup bersama peserta lain dari seluruh Indonesia. 

Kritik dan saran yang membangun terus kami butuhkan untuk kemajuan perkembangan blog kami kedepannya. Silahkan mampir di kolom komentar kepada bapak dan ibu sekalian. Salam semangat belajar dari saya yang masih butuh banyak masukan ini. :)

6 komentar

Terima kasih sudah mampir di blog kami. :) kritik dan saran yang membangun dari anda sangat berarti bagi perkembangan blog kami kedepannya...

Life Journey of Ummu Aisyah . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates